Rabu, 10 Oktober 2012


Penyelesaian Masalah Tawuran Antar Pelajar
Tawuran Antar Pelajar
Seringnya terjadi tawuran antar pelajar di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, terutama di Jakarta yang sudah memakan korban jiwa yang sia-sia. Lalu apa yang dilakukan pemerintah..??? Selama ini hanya KOORDINASI dan KOORDINASI tapi mana IMPLEMENTASI-nya…???
Saya rasa Pemerintah juga khususnya para Petinggi bisa dijadikan contoh juga, apakah beliau yang ada di gedung MPR/DPR tersebut bisa menahan emosinya..??? Apakah juga bisa menjaga perkataannya..???

Pemerintah juga, khususnya bidang Pendidikan, Sosial, dan Keamanan turut andil dalam hal ini. Apakah mereka yang tertangkap saat Tawuran ada hukuman khusus..??? Paling “banter” hanya di beritahu pada Orang Tua, kepala dicukur gundul saja. Tapi dengan cara itu saya yakin tidak akan membuat jera mereka yang suka pada tawuran tersebut.
Tawuran pelajar disebabkan minimnya kegiatan dan fasilitas ekstrakurikuler pelajar dalam bentuk olahraga berat seperti sepakbola, futsal, badminton, dan beladiri. “Salah satu solusinya adalah meningkatkan kegiatan dan fasilitas ekstrakurikuler terutama bagi pelajar pria, untuk menyalurkan energi lebih mereka.” katanya.

Khusus bagi Pemerintah DKI Jakarta, menurut Muzzammil, bukan hambatan untuk membangun fasilitas olahraga dengan lahan yang terbatas. “Pemprov DKI punya dana APBD yang besar untuk bangun fasilitas olahraga dengan pola gedung bertingkat di sekolah-sekolah.” Jelasnya.

Muzzammil menyarankan agar dihidupkan kembali pekan olahraga pelajar dan lomba-lomba antar pelajar lainnya.”Agar pelajar tidak jenuh dan stress dengan pelajaran sekolah.” Ujarnya.

Kerohanian Islam (Rohis) menurutnya menjadi salah satu kegiatan ekstra yang bisa mengurangi tawuran. Kegiatan ini menanamkan nilai-nilai spiritual yang membentuk mental dan akhlak siswa agar lebih memahami realita sosial. "Saya rasa Rohis cukup efektif untuk menjauhkan pelajar dari tawuran," paparnya.
  1. Hilangkan budaya OSPEK di Sekolah.
  2. Canangkan kembali Program “Penataran P4″ Untuk siswa baru. Galakkan Pertukaran Pelajar di berbagai wilayah, karena pelajar lain bukanlah musuh, tapi kawan.
  3. Hukuman dalam bentuk “Pelayanan Masyarakat” selama 1. Suatu saat pernah ada Program TV dengan nama “Base Camp” yaitu membawa anak-anak yang “bermasalah” dimasukkan dalam latihan kemiliteran. Mungkin maksudnya benar agar anak tersebut berubah, lebih disiplin dan lainnya. Tapi menurut saya tindakan itu sia-sia malah bisa saya katakan memperbanyak “tunas” untuk Tawuran.
Kenapa saya mengatakan “bisa memperbanyak tunas untuk tawuran” karena yang sudah dididik tersebut merasa bangga karena telah dilatih kemiliteran.
Sumber: